logo Kompas.id
›
Pendidikan & Kebudayaan›Gelang untuk Pantau Kesehatan ...
Iklan

Gelang untuk Pantau Kesehatan Jemaah Haji

Selain mendapatkan pendampingan petugas kesehatan, sejumlah calon jemaah haji tahun 2022 yang berisiko kesehatan tinggi akan dipantau dengan aplikasi TeleJemaah dan "smart watch" atau semacam gelang tangan pintar.

Oleh
ILHAM KHOIRI, TATANG MULYANA SINAGA
· 1 menit baca
Makin Padat - Jemaah haji memadati pelataran ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah, untuk melakukan tawaf, Sabtu (3/8/2019). Sebanyak 1,5 juta jemaah haji kini telah tiba di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji yang puncaknya dilaksanakan pada Sabtu (10/8), ditandai dengan wukuf di padang Arafah.
KOMPAS/NASRU ALAM AZIZ

Makin Padat - Jemaah haji memadati pelataran ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah, untuk melakukan tawaf, Sabtu (3/8/2019). Sebanyak 1,5 juta jemaah haji kini telah tiba di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji yang puncaknya dilaksanakan pada Sabtu (10/8), ditandai dengan wukuf di padang Arafah.

JAKARTA, KOMPAS--Kondisi kesehatan sebanyak 35,81 persen dari 100.051 calon jemaah haji asal Indonesia dikategorikan berisiko tinggi. Mereka menderita sejumlah penyakit, seperti jantung, hipertensi, dan penyakit penyerta lainnya. Kondisi kesehatan mereka akan dipantau intensif oleh tenaga kesehatan pendamping.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana mengatakan, setiap tahun jemaah haji Indonesia didominasi oleh warga lanjut usia (lansia). Selain mengandalkan pendampingan tenaga kesehatan, Kemenkes juga akan menggunakan aplikasi TeleJemaah dan gelang yang berfungsi seperti smart watch atau wrist band, semacam gelang tangan pintar, untuk memantau beberapa indikator kesehatan jemaah, seperti detak jantung, saturasi oksigen, dan peringatan waktu minum untuk menghindari dehidrasi.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan