logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanEvolusi dan Nilai Luhur Ukiran...
Iklan

Evolusi dan Nilai Luhur Ukiran ”Wow Cescu Ipits”

Dari masa ke masa, ukuran dan bentuk ukiran Suku Asmat berevolusi. Penyebabnya ada yang karena permintaan pemesan ataupun masuknya budaya dan agama. Hal itu memengaruhi cara mengukir para ”wow cescu ipits”.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO, SUCIPTO
· 1 menit baca
Para lelaki beristirahat di dalam jew atau rumah bujang masyarakat Asmat di Kampung Er, Distrik Sawaerma, Asmat, Papua, Rabu (13/10/2021). Tiang kayu jew dipenuhi dengan ukiran yang dibuat oleh para pengukir andal di kampung tersebut.
Kompas/Totok Wijayanto

Para lelaki beristirahat di dalam jew atau rumah bujang masyarakat Asmat di Kampung Er, Distrik Sawaerma, Asmat, Papua, Rabu (13/10/2021). Tiang kayu jew dipenuhi dengan ukiran yang dibuat oleh para pengukir andal di kampung tersebut.

”Ukiran Asmat semakin kerdil. Dulunya besar-besar, terus jadi kecil,” ujar Erik Sarkol. Ketika ditanya soal penyebab perubahan pada karya seni orang Asmat di Papua. Kepala Museum Kebudayaan Asmat di Agats, Papua, itu melanjutkan, ”Ya instan to, masyarakat Asmat sudah makan makanan instan,” katanya sambil terkekeh-kekeh pada Senin (11/10/2021).

Hal itu ia perhatikan sejak pertama kali bertugas di museum tersebut mulai tahun 1974. Di antara 700-an koleksi patung dan ukiran di museum, Erik menunjukkan beberapa karya masyarakat Asmat yang saat ini jamak dijumpai dalam ukuran yang lebih kecil.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan