logo Kompas.id
›
Pendidikan & Kebudayaan›SMK Mbangun Desa Membuka Jalan...
Iklan

SMK Mbangun Desa Membuka Jalan Kolaborasi Sekolah dan Desa

Mayoritas SMK berada di desa yang jauh dari pabrik/industri. Namun, tiap tahun lulusannya berbondong-bondong digiring ke kota supaya bisa bekerja di industri. Padahal, desa berpotensi menjadi sandaran hidup mereka.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MEFApxo0np6qi1RbYITpPjgQgpw=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2FIMG20211204151424_1641890930.jpg
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Potensi SMK di desa dapat dimanfaatkan untuk membangun desa sehingga lulusan tetap dapat tinggal dan berkembang di desa. Semangat ini dibangun lewat gerakan mandiri SMK Mbangun Desa. Salah satunya dilakukan SMK Negeri 1 Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang berkolaborasi dengan beberapa desa untuk mengembangkan desa agrowisata, seperti desa wisata kebun kelengkeng di Desa Kaliwedi.

Pandemi Covid-19 menghantam sebagian besar dunia industri di kota. Banyak pekerja jadi pengangguran, termasuk alumni sekolah menengah kejuruan, yang terpaksa kembali ke desa dan biasanya bingung untuk berkegiatan yang produktif.

Di sinilah gerakan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK  Mbangun Desa yang dicetuskan sebelum pandemi, membuktikan arti penting generasi muda berkiprah dan membangun usaha di desa. Itu dimulai ketika SMK membuka diri pada pihak desa, lalu mencoba untuk berbicara dari hati ke hati, muncullah berbagai ide kolaborasi.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan