logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊMenggali Pemikiran Tokoh...
Iklan

Menggali Pemikiran Tokoh Perempuan Pendidik

Di balik wajah suram pendidikan yang masih menempatkan perempuan sebagai objek, buah-buah pemikiran perempuan pendidik perlu terus-menerus digali.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FfujV4bgDuvQe1GdYwAGOOoMAhI=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F89babaa4-8c37-4651-9774-a6a3e438cb66_JPG.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Salah seorang siswa nonmuslim (kanan) berinteraksi dengan temannya saat proses pembelajaran tatap muka di salah satu kelas SMK 2 Padang, Sumatera Barat, Selasa (26/1/2021).

JAKARTA, KOMPAS –  Dunia pendidikan di sepanjang tahun 2021 tidak lepas dari polemik isu perempuan. Beberapa isu yang sempat mencuat, antara lain soal aturan seragam perempuan di sekolah, kekerasan seksual pada anak perempuan di lingkungan pendidikan, candaan seksis, hingga peran pengasuhan di rumah.

Di acara diskusi dan refleksi akhir tahun Yayasan Cahaya Guru (YCG) bertajuk Perempuan dan Pendidikan : Belajar dari Pemikiran Perempuan Pendidik, Selasa (28/12/2021), buah-buah pemikiran perempuan pendidik digali dari sejumlah tokoh perempuan. Beberapa sosok perempuan pendidik tersebut, yaitu Rohana Kudus dari Sumatera Barat; Dewi Sartika dari Jawa Barat, Gedong Bagoes Oka dari Bali; dan Maria Walanda Maramis dari Sulawesi Utara.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan