Wawancara Khusus
Rektor Uncen: Kami Ingin Mempertemukan Berbagai Pihak
Kampus ini mempunyai pusat-pusat studi dengan banyak SDM, tetapi tidak ada anggaran. Hampir semua perguruan tinggi, ya, kalau begitu. Jadi, memang perlu ada kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan swasta.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F6cb0565c-aded-4d4d-bfd0-e4622b47ac73_jpg.jpg)
Kondisi gedung Opleiding Schoolvoor Iheemsche Bestuursambtenaren (OSIBA) atau Sekolah Pangreh Praja yang dibangun Belanda ketika era kolonial pada Selasa (1/11/2021). Kini, gedung itu menjadi tempat perkuliahan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih di Kota Jayapura, Papua.
Berdasarkan amanat Bung Karno, Universitas Cenderawasih didirikan di Jayapura, Irian Barat, pada 10 November 1962. Ketika itu, Irian Barat secara administrasi masih di tangan United Nations For Temporary Authority (UNTEA).
Universitas Cenderawasih (Uncen) dengan demikian sempat menjadi satu-satunya lembaga Pemerintahan Republik Indonesia yang pertama berdiri di Irian Barat (Papua), di samping perwakilan RI. Posisi Uncen pun menjadi sangat sentral pada masa itu.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Uncen Ingin Pertemukan Berbagai Pihak".
Baca Epaper Kompas