logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊRegenerasi Petani demi...
Iklan

Regenerasi Petani demi Pertahankan Eksistensi Subak di Bali

Generasi muda berperan penting dalam pelestarian subak, yang menjadi warisan budaya dunia di Bali. Subak juga terancam minimnya perhatian dan minat kalangan usia muda terjun ke pertanian.

Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sFAfxlE2uswVO3RrMFxxl_gAWLc=/1024x598/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211213cokb-bppi-subak-karangasem_1639398512.jpg
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa (berdiri, kanan) meninjau aktivitas generasi muda di Jero Tumbuk, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, saat menghadiri acara penutupan Bali International Field School for Subak (BIFSS) atau Sekolah Lapangan Internasional tentang Pelestarian Subak di Bali, Senin (13/12/2012). Turut mendampingi, di antaranya, Kepala BIFSS 2021, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Catrini Pratihari Kubontubuh (berdiri, tengah).

KARANGASEM, KOMPAS β€” Generasi muda berperan penting dalam melestarikan dan mengembangkan subak sebagai warisan budaya dan tradisi yang sarat nilai kearifan lokal. Selain derasnya alih fungsi lahan dan persaingan pasokan air, keberadaan subak sebagai sistem tata kelola irigasi tradisional di Bali semakin terancam karena minimnya perhatian dan minat kalangan muda terjun ke sektor pertanian, termasuk agrikultur.

Ahli subak, juga sekretaris tim penyusunan proposal warisan budaya dunia (WBD) subak, I Wayan Windia, mengatakan, eksistensi subak di Bali mengalami tekanan dan ancaman dari berbagai sisi. Subak sebagai warisan budaya yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-11 Masehi tergerus jumlah dan luas lahannya.

Editor:
agnespandia
Bagikan