logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊHidup Nomadik demi Angka dan...
Iklan

Hidup Nomadik demi Angka dan Aksara bagi Orang Rimba

Untuk menjangkau siswa, guru Rimba harus siap keluar masuk hutan. Mereka menjelajah dari satu kelompok ke kelompok lainnya guna mengenalkan angka dan aksara.

Oleh
Irma Tambunan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Vdkk_KcmevfMu1zGEyQh6sZfKbU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F6beeee4a-5c47-4487-8f66-bd321763d82a_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Jauharul Maknun mengajari siswanya membaca dan berhitung di dalam Taman Nasional Bukit Duabelas, Sarolangun, Jambi. Sekolah rimba dijalankan sejumlah guru demi mengawal pendidikan yang adaptif.

Yohana Marpaung (29) dan Jauharul Maknun (36) bisa bekerja di mana saja. Namun, mereka memilih hidup menjelajah di belantara pedalaman Jambi bersama anak-anak Rimba demi mengawal mereka melek huruf dan angka.

Yohana sudah tiga tahun ini mengampu mata pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Ia bertugas sebagai guru bersama Jauharul yang lebih dahulu menjadi guru rimba sejak 2013.

Editor:
aufrida wismi, Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan