logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanGaris Terakhir Ipong Purnama...
Iklan

Garis Terakhir Ipong Purnama Sidhi

Ipong, kata Efix, menjadi salah satu kurator yang mengajak pimpinan ”Kompas” menyusup sampai ke desa-desa untuk mencari karya-karya terbaik para seniman.

Oleh
Putu Fajar Arcana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3vlhXPiSqQsBTGZDI4hJZCGQNmM=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_12300599_68_0.jpeg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pelukis Ipong Purnama Sidhi berpose di depan salah satu karyanya saat Pameran ”Kakang Kawah Adhi Ari-ari” di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Dalam kondisi sakit, Ipong Purnama Sidhi (66) tetap menggoreskan pena di atas kertas. Terciptalah gambar-gambar wajah manusia yang penuh kecemasan. Wajah cemas itu bahkan dipertegas oleh coretan-coretan berulang, yang kemudian membentuk impresi tentang air muka seseorang. Semua gambar disimpan dalam iPad milik menantunya, Agung Prabowo.

Rupanya, tutur Sri Heriyati Kusuma, istri almarhum Ipong, rangkaian karya tentang wajah itu menjadi karya terakhir suaminya. Selasa (9/11/2021), kurator Bentara Budaya, lembaga kebudayaan di bawah naungan Kelompok Gramedia, itu dipanggil Tuhan untuk selamanya. Padahal, belakangan, Heriyati melihat kesegaran dan semangat hidup yang menggebu-gebu di wajah Ipong.

Editor:
dahonofitrianto
Bagikan