logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊOh Guru Honorer Tua,...
Iklan

Oh Guru Honorer Tua, Nasibmu...

Di usia yang sudah tua, sejumlah guru honorer mengibarkan bendera putih usai mengikuti tes tahap pertama guru PPPK. Pengabdian belasan-puluhan tahun tak diperhitungkan pemerintah.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/n3vDN63G9dxHNmCEphYVmuvaVag=/1024x953/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FIMG-20210917-WA0004_1632463866.jpg
DOKUMENTASI PRIBADI

Edi Wibiyono (58) guru SDN Jombok 5 fi Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menjadi guru honorer Selma 20 than. Hingga menjelang pensiun, Edi berjuang untuk bisa manjado guru ASN lesar seleis PPPK tahap 1 pada 16 September 2021 .

Saat ruang-ruang kelas di banyak sekolah, termasuk di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), tak memiliki sosok guru untuk menjadi pengajar bagi anak-anak bangsa, guru honorer datang. Umumnya para guru yang lulusan sekolah pendidikan guru (setara SMA) mengisi kekurangan guru yang masif di sekolah milik pemerintah.

Mereka bersedia dibayar seadanya, ditempatkan di sekolah pelosok, bahkan jadi guru yang menggeliatkan pembelajaran untuk mencerdaskan anak-anak yang tak beruntung selama belasan hingga puluhan tahun. Suatu saat, mereka memiliki harapan bahwa pengabdian tanpa pamrih ini bisa berujung dengan pengangkatan sebagai guru pegawai negeri sipil (PNS) atau kini guru berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian (PPPK).

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan