Hari Perdamaian Internasional 2021
Perempuan Pembela HAM Tak Luput dari Teror
Perempuan pembela Hak Asasi Manusia perlu mendapat perlindungan khusus dari berbagai ancaman dan teror. Negara harus melindungi mereka saat menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.

Ratusan tenaga kesehatan berjalan kaki mengelilingi Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (16/9/2021). Aksi ini sebagai ungkapan dukacita dan penghormatan bagi Gabriella Meilani, seorang tenaga kesehatan yang menjadi korban dalam aksi penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata di Distrik Kiwirok.
JAKARTA, KOMPAS — Kendati bekerja di bidang kemanusiaan, hingga kini perempuan pembela hak asasi manusia rentan mengalami berbagai bentuk kekerasan dan tak luput dari ancaman atau teror. Kerentanan para perempuan tersebut terjadi di sejumlah negara yang mengalami konflik, termasuk di Indonesia.
Bahkan, di Indonesia, pekan lalu, di Papua, di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, seorang perempuan tenaga kesehatan, Gabriella Meilani, meninggal setelah serangan dan pembakaran Puskesmas Kiwirok. Sekitar 10 tenaga kesehatan juga mengalami luka-luka.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul " Perempuan Pembela HAM Tak Luput dari Teror".
Baca Epaper Kompas