logo Kompas.id
›
Pendidikan & Kebudayaan›Sekolah Kecil Layani Siswa...
Iklan

Sekolah Kecil Layani Siswa Miskin dan Hanya Mengandalkan dana BOS

Sampai sekarang, banyak sekolah swasta kecil dengan jumlah di bawah 60 siswa yang tetap eksis untuk melayani masyarakat. Sekolah-sekolah tersebut masih mengandalkan dana bantuan operasional sekolah.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cwFz5nOc-II45UKC92HHnMhd0b8=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FIMG-20210904-WA0044_1630842526.jpg
DOKUMENTASI SMA PGRI 1 CURUP,

Kondisi sekolah di SMA PGRI 1 Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Sekolah ini melayani siswa miskin dengan sekolah gratis karena mendapat dana bantuan operasional sekolah atau BOS. Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan sekolah kecil dengan siswa kurang dari 60 sisa tidak akan mendapat dana BOS. Padahal, sekolah kecil yang pada umumnya adalah sekolah swasta merupakan tempat bersekolah anak-anak dari keluarga miskin.

JAKARTA, KOMPAS â€”  Nasib sekolah swasta kecil berada di ujung tanduk dengan munculnya kebijakan penyaluran dana bantuan operasional sekolah atau BOS yang mengharuskan sekolah penerima BOS memiliki minimal 60 siswa selama tiga tahun berturut-turut. Padahal, dana BOS inilah yang menjadi gantungan harapan sekolah kecil, terutama sekolah swasta, untuk tetap menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak miskin.

Kepala Sekolah SMA Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 1 Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Kasi Darmanto, yang dihubungi, Sabtu (4/9/2021), mengatakan, ia tidak dapat membayangkan bagaimana siswa miskin akan mampu bertahan menyelesaikan jenjang pendidikan SMP dan SMA jika tidak ada sekolah yang berpihak pada mereka. SMP PGRI 1 Curup yang ia pimpin, misalnya, nyaris tak lolos memenuhi  ketentuan minimal 60 siswa.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan