logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanPembelajaran Tatap Muka yang...
Iklan

Pembelajaran Tatap Muka yang Sangat Dinantikan

Pembelajaran jarak jauh terlalu lama berisiko semakin besar untuk anak-anak dan negeri. Risiko kekerasan pada anak dan dampak sosial lainnya serta terjadinya ”learning loss”. Namun, faktor keselamatan anak juga penting.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yB_JmSVE1W4pl3QkZtWwolV1qy8=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F00364062-4be8-4b52-b2c7-14107110dea3_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pengukuran suhu tubuh siswa SMP Negeri 15 Kota Bogor, Jawa Barat, saat pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka, Senin (31/5/2021).

Pembelajaran tatap muka terbatas sudah bisa dilakukan di daerah zona pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 1-3 untuk semua jenjang pendidikan, termasuk pendidikan anak usia dini. Diizinkannya pembelajaran tatap muka terbatas ini memberi keyakinan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa kehilangan hasil belajar atau learning loss selama hampir dua tahun akibat pandemi Covid-19 berangsur-angsur bakal pulih.

Namun, belajar dari pengalaman sejak virus korona baru muncul di Indonesia pada Maret 2020, situasinya ternyata dinamis. Sewaktu-waktu kondisi bisa memburuk kembali, salah satunya ketika muncul gelombang  kedua Covid-19 akibat muncul varian Delta yang membuyarkan rencana pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli lalu.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan