logo Kompas.id
›
Pendidikan & Kebudayaan›Pembelajaran Campuran Semakin ...
Iklan

Pembelajaran Campuran Semakin Jadi Kebutuhan

Konsep pembelajaran campuran atau "blended learning" sebenarnya sudah berjalan sejak sebelum pandemi Covid-19. Namun, pandemi membuat percepatan atau revolusi.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/52z3oms47cj2nXmR0vmS8kk_xXs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F50616309-fb90-4369-8b9f-499b85b50fb1_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Guru Nanik, mengajar pendidikan agama Islam dengan bahasa isyarat dalam pembelajaran jarak jauh bagi siswa tuna rungu dari ruang kelas di SLB B-C Sumber Budi, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (11/9/2020).

JAKARTA, KOMPAS –   Pembelajaran dengan sistem campuran antara tatap muka dan daring akan semakin menjadi kenormalan baru. Kondisi pandemi Covid-19 yang mendorong percepatan adaptasi pada pembelajaran jarak jauh seharusnya dioptimalkan secara serius oleh pemerintah, sekolah, dan penyedia teknologi untuk mengembangkan pembelajaran campuran atau blended learning guna meningkatkan mutu dan efektivitas pembelajaran.

Statistik Pendidikan 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik menunjukkan, dalam empat tahun terakhir penggunaan internet di kalangan siswa meningkat 25 persen. Internet bisa menyediakan teknologi pendidikan yang mendukung upaya pembelajaran siswa dan guru serta aplikasi administratif untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pendidikan. Infrastruktur digital  pun menjadi bagian penting bagi keberhasilan implementasi sistem pembelajaran campuran atau biasa disebut hybrid learning.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan