logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊDi Era 4.0, Prodi Sains Masih ...
Iklan

Di Era 4.0, Prodi Sains Masih Kurang Diminati

Dalam revolusi industri 4.0, pesatnya perkembangan teknologi membutuhkan dukungan ilmu sains teknologi. Namun, faktanya minat calon mahasiswa ke bidang ini masih kurang.

Oleh
Tim Kompas
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0Sz4szHkJUqzjSW4L1DaHWV_W-o=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2FDSC6084_1617783854.jpg
KOMPAS/SUCIPTO

Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan mengoperasikan drone yang dirancang untuk membantu pengawasan di daerah bencana saat kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim ke Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (7/4/2021).

JAKARTA, KOMPAS-Minat mahasiswa untuk mendalami bidang sains dan teknologi lebih kecil dibandingkan sosial dan humaniora. Meskipun program studi sains teknologi di perguruan tinggi tumbuh, namun jumlah mahasiswanya tak sebanyak program studi sosial humaniora. Padahal, dalam revolusi industri 4.0 ini, perkembangan teknologi yang pesat membutuhkan dukungan keilmuan sains teknologi.

Merujuk dari paparan tentang Arah kebijakan, Strategi, dan Indikator Pembangunan Bidang Pendidikan Tinggi Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024 dari Bappenas, sejak 2010 ada tren program studi sains teknologi (prodi saintek) meningkat. Di tahun 2021, komposisi prodi saintek 43 persen dan sosial humaniora (soshum) 57 persen dari total 29.618 prodi. Namun, untuk program S1/D4  soshum, jumlah mahasiswanya mencapai 67,9 persen, sedangkan saintek hanya 32,1 persen. Sementara itu, di jenjang S2/S2 terapan hingga S3 juga jumlah mahasiswa prodi soshum juga lebih banyak dibanding saintek. Dari seluruh jenjang perguruan tinggi, hanya diploma 1-3 dan profesi yang jumlah mahasiswa sainteknya lebih tinggi dibanding soshum.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan