logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บPAUD Masih Ajarkan Calistung...
Iklan

PAUD Masih Ajarkan Calistung secara Langsung

Kebiasaan membaca perlu ditumbuhkan sejak usia dini. Namun, praktik pendidikan praliterasi masih menekankan membaca, menulis, dan berhitung, secara langsung, sehingga siswa tertekan dan tak menyukai aktivitas literasi.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ZjbHdNGDXWZUgiR0vcfH3OvTwHw=/1024x1023/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FIMG_20180506_164927.jpg
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Peluncuran Gerakan Nasional Orangtua Membacakan Buku di Pendidikan Anak Usia Dini KM Nol di Kemdikbud, Jakarta, (5/5/2018). Dari kiri ke kanan Direktur Pendidikan Keluarga Sukiman, Penasihat Dharmawanita Kemendikbud Wida Muhadjir Effendy, dan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Harris Iskandar. Keluarga berperan membantu anak berhasil dalam pendidikan di sekolah.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Pendidikan pra-literasi anak usia dini  yang sesuai tahapan perkembangan anak dan dilakukan secara menyenangkan dapat mendorong anak suka membaca. Sayangnya, praktik pendidikan anak usia dini yang terjadi masih menekankan membaca, menulis, dan menghitung atau calistung secara langsung yang membuat anak tertekan sehingga sebagian tidak menyukai literasi.

Padahal, kebiasaan dan kesukaan membaca sejak dini dibutuhkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pada era arus informasi yang melimpah dan bermunculan kabar bohong atau hoaks, kemampuan berpikir kritis yang dibangun dari kebiasaan membaca mendorong orang terbiasa untuk menelaah kebenaran informasi  dengan mencari rujukan yang dapat dipercaya.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan