logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บPandemi Membuka Pengembaraan...
Iklan

Pandemi Membuka Pengembaraan Baru

Kelas Intensif Ramadhan menjadi saluran baru berbasis teknologi bagi perempuan ulama untuk menyampaikan pemikiran dan pandangannya kepada para santri. Di era sekarang, mengaji tidak lagi bergantung pada waktu dan tempat.

Oleh
Ninuk M Pambudy
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qJyOU1UBXEC24P0xMZYTBlm4IEU=/1024x605/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F45070486-8f1f-430b-a96a-1bda8df577dc_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Santriwati saat menghadiri pembukaan acara Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Gelar Karya Santri Nusantara yang dihadiri oleh Wapres Maโ€™ruf Amin, di Kompleks Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas , Jombang, Kamis (23/1/2020).

Tradisi pengembaraan ulama mencari ilmu sudah ada sejak awal perkembangan Islam. Kehadiran perempuan ulama meninggalkan jejaknya di Nusantara sejak abad ke-19. Pandemi Covid-19 membuka bentuk pengembaraan baru perempuan ulama yang tidak bergantung pada ruang dan waktu.

Tradisi pengembaraan ilmu itu bertemu dengan tradisi Islam Nusantara. Pada bulan Ramadhan, dikenal istilah ngaji pasaran, yaitu kesempatan bagi para  santri bebas memilih mempelajari hingga tamat kitab yang menarik minatnya dengan bimbingan ulama di pondok, di dalamnya termasuk perempuan ulama sejalan dengan terdapatnya pondok pesantren yang dipimpin perempuan ulama.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan