logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บBongkar Persoalan Intoleransi ...
Iklan

Bongkar Persoalan Intoleransi di Sekolah

Kasus intoleransi di sekolah tidak cukup dengan memberi teguran maupun sanksi bagi sekolah. Harus ada upaya menyeluruh untuk mengevaluasi pelaksanaan pendidikan di sekolah dan peraturan daerah bernuansa intoleran

Oleh
Yovita Arika
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jUZP6P4glrm6O_1zySmLAiMXt08=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F20190116_WISATA-BHINEKA_C_web_1547632427.jpg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Para siswa lintas agama dan sekolah mengikuti Wisata Bhinneka di Gereja Kristen Jawa Tanjung Priok, Cilincing, Jakarta, Rabu (16/1/2019). Selain ke gereja mereka juga mengunjungi masjid, vihara, dan pura di kawasan Jakarta Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran toleransi lintas agama dan memperkuat rasa kebinekaan Indonesia di kalangan generasi muda.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Kasus SMK Negeri 2 Padang, Sumatera Barat yang mewajibkan siswi non-Muslim mengenakan hijab merupakan akumulasi pembiaran negara terhadap persoalan intoleransi yang dilakukan secara terstruktur di sekolah. Ini bukan kasus baru dan juga bukan kali  pertama. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus membongkar persoalan intoleransi di sekolah.

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengapreasi respons cepat Kemendikbud terkait kasus di SMKN 2 Padang tersebut. Namun, P2G menyayangkan Kemendikbud hanya merespons kasus baru yang kebetulan menjadi perbincangan publik. Padahal fenomena intoleransi tersebut banyak dan sering terjadi dalam persekolahan di Tanah Air.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan