Normal Baru
Bantu Siswa Menyesuaikan Diri
Pandemi berdampak meningkatkan tekanan psikososial pada anak-anak. Jika tidak ditangani dengan baik, ini akan memengaruhi tumbuh kembang mereka.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fd5a74596-b0e2-425e-b126-5d216ef86e65_jpg.jpg)
Anak-anak menikmati fasilitas bermain, seperti jungkat-jungkit, di Gelanggang Sunter, Jakarta Utara, Minggu (6/11/2020). Bermain dengan anak merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menciptakan suasana menyenangkan di masa pandemi yang penuh tekanan ini.
Pandemi Covid-19 merupakan disrupsi besar terhadap kehidupan dan menjadi sumber stres yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional masyarakat, tak terkecuali anak-anak. Apalagi, anak merupakan kelompok usia rentan karena perkembangan fisik dan mental mereka yang belum optimal.
Sebelum pandemi, masalah kesehatan jiwa pada anak, terutama remaja, sudah cukup besar. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, prevalensi gangguan mental emosional pada pelajar mencapai 7,7 persen.