logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊKesehatan Mental Siswa Tetap...
Iklan

Kesehatan Mental Siswa Tetap Terjaga meski Belajar dari Rumah

Studi Ikatan Psikolog Klinis Indonesia menunjukkan, asumsi belajar dari rumah selama pandemi itu buruk karena menimbulkan banyak persoalan mental siswa tak sepenuhnya terbukti.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/v3bVh62-Q0zzMjt4_D6xF8a_ork=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F4533e128-c086-4182-95c8-15f38286ad8a_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Gladis, siswa kelas IV sekolah MI Hayatul Islam, menyelesaikan soal penilaian akhir semester (PAS) ganjil tahun pelajaran 2020/2021 melalui daring di depan rumah warga di perkampungan padat di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2020). Agar dapat megikuti ujian daring, Gladis harus menumpang belajar di depan rumah warga untuk dapat mengakses jaringan internet gratis.

Belajar dari rumah secara daring merupakan hal baru bagi siswa. Hambatan dan tantangan tentu ada hingga dikhawatirkan memengaruhi kesejahteraan siswa. Nyatanya, studi Ikatan Psikolog Klinis Indonesia menunjukkan kondisi siswa yang belajar dari rumah selama pandemi tidak lebih buruk dibandingkan yang tetap mengikuti pembelajaran tatap muka atau campuran.

Rencana pemerintah membuka sekolah dan mengaktifkan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021 menimbulkan pro dan kontra. Kekhawatiran atas keselamatan dan kesehatan seluruh warga belajar, baik siswa, guru, maupun wali murid jadi alasan penolakan sebagian kalangan. Namun, mereka yang takut atas hilangnya pembelajaran (learning loss) dan dampak psikologis yang dialami warga belajar menyambut positif usulan tersebut.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan