Iklan
Geliat Budaya Tanpa Raba
”Mangan ora mangan kumpul”. Slogan Jawa ini praktis mati selama masa pandemi Covid-19. Kebiasaan masyarakat berkumpul, ngobrol ”ngalor-ngidul”, dan berkegiatan bersama terpaksa harus ditahan selama hampir sembilan bulan.
Dalam ekosistem budaya, pertemuan dan dialog adalah aktivitas vital, ”darah” kreativitas. Apalah artinya budaya tanpa adanya perjumpaan. Barangkali, ini adalah siksaan luar biasa bagi para pelaku budaya.
Sampai awal November 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendata 59 ribuan pelaku budaya yang terdampak pandemi. Dari jumlah itu, 10 ribuan di antaranya telah menerima bantuan uang tunai Rp 1 juta melalui program Apresiasi Pelaku Budaya.