logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊGuru Memilih Pembelajaran...
Iklan

Guru Memilih Pembelajaran Campuran

Meski sekolah telah menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan, banyak guru belum siap jika sekolah dibuka pada masa pandemi. Mereka memilih pembelajaran jarak jauh atau kombinasi PJJ dan tatap muka.

Oleh
Yovita Arika
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0T0ihw1keDDys-HNy6uQRonJe3M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fd60a975f-413b-4efc-8188-16a8a24307d0_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Petugas menyemprotkan disinfektan di ruang kelas SD Negeri Kota Bambu 03/04, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2020). Pemerintah pusat memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk kembali membuka sekolah dan melakukan proses pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sejumlah daerah mulai membuka kembali sekolah. Infrastruktur dan protokol kesehatan di sekolah pun disiapkan. Meskipun begitu, banyak guru merasa belum siap jika sekolah dibuka kembali. Tiga dari empat guru menyatakan kondisi sekolah belum aman dari penyebaran Covid-19 jika dibuka kembali.

Hal itu tecermin dari hasil penelitian yang dilakukan Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Predikt pada 18 Agustus-5 September 2020. Penelitian dilakukan dengan survei daring terhadap 27.046 guru di 34 provinsi, wawancara dengan informan kunci di dinas pendidikan, serta diskusi terfokus dengan sejumlah organisasi guru.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan