logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊPerlu Panduan untuk...
Iklan

Perlu Panduan untuk Mengembangkan Mata Pelajaran Sejarah

Di era reformasi, pemerintah tidak mempunyai perspektif dalam mengembangkan konten mata pelajaran sejarah. Salah satu dampaknya, gagasan perbaikan kurikulum selama ini cenderung mereduksi mata pelajaran sejarah.

Oleh
Yovita Arika
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IxmjMEJi0vG3D_1Jl3fVawKQ2eQ=/1024x644/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F5777ebfc-0865-4e06-a16f-643a5e39bd6f_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Guru SD Muhammadiyah 12 Surabaya Lin Hidayati menjelaskan mengenai sejarah Presiden Soekarno kepada siswa kelas VI secara daring di Museum HOS Tjokroaminoto, Surabaya, Jawa Timur Jumat (14/8/2020). Di tempat tersebut pada masa lalu merupakan tempat kos sejumlah tokoh bangsa salah satunya Presiden Soekarno.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemerintah perlu menyusun panduan untuk mengembangkan mata pelajaran sejarah agar lebih terarah. Panduan itu berupa paradigma baru yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan karakteristik generasi milenial.

Pemerintah Orba menyusun konten mata pelajaran sejarah, bersumber pada buku Sejarah Nasional Indonesia yang berjumlah enam jilid. Konten mata pelajaran sejarah ini disusun berdasarkan perspektif Indonesia sentris. Namun sejak reformasi 1998, pemerintah tidak menyusun konten mata pelajaran sejarah.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan