logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บBentara Budaya, Visi Jakob...
Iklan

Bentara Budaya, Visi Jakob Oetama

Sejak didirikan 38 tahun silam, Bentara Budaya diwakafkan sebagai panggung bagi para seniman pinggiran. Keberadaannya mengejawantahkan falsafah amanat hati nurani rakyat.

Oleh
Aloysius B Kurniawan/Mediana
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tPXmj-BF7NC7rej9sLJl2lKugLM=/1024x695/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2FJAKOB-OETAMA-01-03_1600166023.jpg
Kompas

Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama berbincang santai dengan pemerhati seni seusai memberikan kata sambutan dalam pameran lukisan dan peluncuran buku Perjalanan Seni Lukis Indonesia Koleksi Bentara Budaya di Gedung Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/8/2004).

Tahun 1982, wartawan senior Sindhunata bersenda gurau dengan salah satu pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama (almarhum). โ€Pak, saya dengar gedung ini mau disewakan, apa benar?โ€ ujarnya. Waktu itu beredar kabar, sebuah gedung kecil milik Kompas Gramedia di pinggir Jalan Jenderal Sudirman, Yogyakarta, hendak disewakan setelah Toko Buku Gramedia pindah ke gedung yang lebih besar.

โ€Kamu punya usul apa?โ€ kata Jakob. Sindhunata yang waktu itu menjadi  kontributor harian Kompas langsung mengutarakan unek-uneknya. โ€Pak, saya usul, di Yogya ini tidak ada tempat untuk pameran seni-seni pinggiran, ruang publik masih minim, apalagi untuk mereka yang tidak punya kesempatan tampil. Bagaimana kalau kita memberikan tempat bagi mereka?โ€ kata Sindhunata.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan