Dampak Covid-19
Di tengah Pandemi, Perguruan Tinggi Perlu Lebih Adaptif
Masa pandemi Covid-19 menjadi momentum perbaikan dan peningkatan sistem pembelajaran dengan bantuan sumber daya elektronik di pendidikan tinggi.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F06fcca86-bf16-484e-9d10-238760c2390b_jpg.jpg)
Suasana UTBK-SNMPTN di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (5/7/2020). Di tengah pandemi, lebih dari 700.000 calon mahasiswa se-Indonesia mengikuti ujian dengan protokol kesehatan ketat.
Sistem pembelajaran dengan bantuan sumber daya elektronik atau e-learning berpotensi menjangkau peserta didik yang luas. Sistem pembelajaran ini membutuhkan perubahan paradigma dan kesiapan internet serta gawai sebagai komponen utamanya.
”Sebelum e-learning diterapkan, rasio antara dosen mengajar dan mahasiswa sebesar 1:20 untuk bidang ilmu eksakta dan 1:30 untuk bidang ilmu sosial humaniora. Ketika e-learning direalisasikan, rasio dosen dibanding mahasiswa bisa menjadi sekitar 1:1.000,” ujar Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Reformasi Birokrasi dan Pendidikan Mohamad Nasir saat menghadiri webinar Kompas Talks-Universitas Terbuka dengan tema ”Menyusun Peta Jalan Pembelajaran Jarak Jauh”, Rabu (2/9/2020), di Jakarta.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Perguruan Tinggi Perlu Lebih Adaptif".
Baca Epaper Kompas