Perlu Kolaborasi untuk Memutus Rantai Perkawinan Anak
Perkawinan memberikan dampak yang besar bagi anak perempuan seperti kesehatan reproduksi terganggu, meningkatkan kematian ibu, pendidikan putus, pekerja anak, dan lain-lain. Maka pencegahan harus dilakukan bersama-sama.
JAKARTA, KOMPAS β Upaya mencegah perkawinan anak hingga saat ini masih menjadi tantangan dan pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia, bahkan di masa pandemi pun perkawinan anak masih terjadi. Karena itu, upaya memutus rantai perkawinan anak membutuhkan sinergi dan kolaborasi semua pihak, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, terutama organisasi agama, dan seluruh komponen masyarakat hingga tingkat desa.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah memastikan anak-anak terlibat dalam berbagai upaya pencegahan perkawinan, mensosialisasikan secara masif bahaya perkawinan. Pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi juga harus diberikan kepada anak-anak sejak dini baik di lembaga pendidikan maupun dalam keluarga.