Kompas dan Bentara
Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno mengusulkan nama "kompas" untuk Harian Kompas. Kompas berarti pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba.
Belum lama ini harian "Kompas" merayakan hari jadinya (28 Juli, 1965) dan kini sudah berusia 55 tahun. Setahu saya, kata "kompas" sendiri belum dibahas di kolom Bahasa. Harian ini yang tentu sudah dikenal baik dari Sabang sampai Merauke, bahkan di luar negeri, nyaris saja tidak dinamakan "Kompas". Nama yang telah disiapkan tahun 1965 itu adalah "Bentara Rakyat", tetapi Soekarno, presiden kala itu, memiliki gagasan yang lain dan mengusulkan nama "Kompas": “Aku akan memberi nama yang lebih bagus… ‘Kompas’. Tahu toh apa itu kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba” (Kompas, 2020-06-28).
"Kompas" menurut KBBI berarti \'alat untuk mengetahui arah mata angin (biasanya berbentuk seperti jam yang berjarum besi berani yang menunjuk arah utara dan selatan)\' dan \' pedoman arah’. Kompas pertama kali ditemukan oleh Dinasti Han di Tiongkok pada abad ke-3, tapi baru mulai dipakai sebagai alat navigasi 800 tahun kemudian. Di dunia Barat dan Islam baru tercatat dari abad ke-13.