Pada sebuah malam di akhir Maret 2013, di rumah I Ketut Derka yang terletak di Negara, Jembrana, Bali, sedang berlangsung persiapan pernikahan anak keduanya, I Kadek Agus Darsanadengan Ni Made Winari. Guna menyambut pernikahan itulah ia mengerahkan warga untuk menyiapkan masakan. Acara memasak bersama atau mebat itu diikuti tak kurang dari 40 warga. Dalam upacara pernikahan tersebut, Derka tak hanya berkewajiban menyiapkan banten (sesaji) khusus untuk pawiwahan (pernikahan), meminta pengesahan dari bendesa adat (kepala desa adat), tetapi juga meminta urun tenaga dan pemikiran dari rukun warga banjar.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fe80c868b-2129-4463-8e1a-a2a075d7ec95_jpg.jpg)
Doa bersama dipanjatkan sehari sebelum perhelatan utama dalam mebat untuk pesta pernikahan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fb61c5d2b-2129-4b8c-ac37-952a10020738_jpg.jpg)
Aktivitas mebat semalaman diikuti warga banjar di Negara, Jembrana, Bali.