logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊPerdagangan Orang, Lingkaran...
Iklan

Perdagangan Orang, Lingkaran Setan yang Tak Kunjung Berhenti

Perdagangan orang adalah kejahatan luar biasa, yang menjadi perhatian global. Namun, hingga kini, praktik perdagangan orang terus marak dan modusnya kian canggih. Banyak korban dijerat pelaku melalui media daring.

Oleh
Sonya Hellen Sinombor
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-IL-il5k0EKL4HBEXwWtWEQEH6E=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F2d9b77fe-3b69-499b-857b-d2733ae53085_jpg.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Kepulauan Riau Komisaris Besar Arie Dharmanto menunjukkan barang bukti tindak pidana perdagangan orang berupa 66 buah paspor dan 31 buku pelaut, Sabtu (25/7/2020).

Perdagangan orang adalah masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Indonesia tidak hanya menjadi negara asal korban, tetapi juga menjadi tempat transit serta tujuan tindak pidana perdagangan orang. Ribuan masyarakat menjadi korban, terutama perempuan dan anak. Hampir tidak ada wilayah di Indonesia yang steril dari kejahatan lintas negara ini.

Ibarat lingkaran setan, sindikat perdagangan orang terus mengintai perempuan dan anak-anak di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini, kasus perdagangan orang masih menjadi fenomena gunung es. Masih banyak kasus yang belum terungkap. Sementara modus kejahatan terus berkembang seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi. Saat ini, media daring menjadi jembatan terselubung bagi para pelaku untuk menyasar korban.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan