logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊSastra di Antara Bayang-bayang...
Iklan

Sastra di Antara Bayang-bayang Kebebasan dan Ancaman

Kebebasan penulis sastra dalam menyuarakan persoalan hak asasi manusia masih kerap terbelenggu. Hal ini berdampak terhadap karya yang akan dikeluarkan.

Oleh
Mediana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/v28fJX31lHYnqQw8q9G0c_7Gg04=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FWhatsApp-Image-2020-07-14-at-18.11.13_1594814864.jpeg
DOKUMENTASI DREAMSEA

Filolog dari Dreamsea dan Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas memfoto naskah kuno koleksi Surau Parak Pisang di Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sebagai upaya pelestari dengan mendigitalisasikan naskah, Selasa (14/7/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Sastra bisa menjadi medium menyuarakan kepedulian terhadap persoalan hak asasi manusia di masyarakat. Namun, para sastrawan sering kali harus berhadapan dengan pembatasan hak-hak mereka.

Novelis Okky Madasari mencontohkan, pengalaman mahasiswa pengurus Suara Universitas Sumatera Utara saat menayangkan cerpen terkait ekspresi sesama jender perempuan beberapa tahun lalu. Rektorat keberatan, lalu mengeluarkan keputusan sepihak yang menyebabkan pengurus lama harus berhenti dan diganti baru.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan