logo Kompas.id
β€Ί
Di Balik Beritaβ€ΊLima Kenangan di Gunung Ijen
Iklan

Lima Kenangan di Gunung Ijen

Saya ingat, di pendakian keempat itu, sempat terserang asma. Pemicunya karena saya bersenda gurau dan mendaki terburu-buru, terutama di jalur yang terjal. Anak sempat meminta agar saya turun, tetapi saya tolak.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Β· 1 menit baca
Turis dari Singapura berbincang dengan petambang belerang tradisional di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (8/3/2023). Selain sebagai taman wisata alam, Kawah Ijen juga merupakan tempat mencari nafkah bagi sekitar 50 petambang tradisional untuk PT Candi Ngrimbi, pemegang konsesi pertambangan belerang.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO

Turis dari Singapura berbincang dengan petambang belerang tradisional di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (8/3/2023). Selain sebagai taman wisata alam, Kawah Ijen juga merupakan tempat mencari nafkah bagi sekitar 50 petambang tradisional untuk PT Candi Ngrimbi, pemegang konsesi pertambangan belerang.

Penugasan meliput kehidupan petambang belerang Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 6-10 Maret 2023, menjadi kesempatan pendakian kelima saya ke Gunung Ijen yang berketinggian 2.769 meter di atas permukaan laut tersebut.

Ijen merupakan gunung yang paling sering saya daki sejak mengenal kegiatan alam terbuka pada 1991. Pendakian ke Ijen terjadi pada 2004, 2005, 2013, 2022, dan 2023. Semuanya saya jalani dalam rentang waktu kehidupan saya sebagai wartawan Kompas sejak Januari 2004.

Editor:
SRI REJEKI
Bagikan