logo Kompas.id
β€Ί
Di Balik Beritaβ€ΊRemasan Sagu dan Mama-mama...
Iklan

Remasan Sagu dan Mama-mama yang Menghilang

Suasana hutan sagu sepi. Tak ada mama-mama. Air yang masih mengalir di lokasi peremasan sagu mengundang kecurigaan. Apalagi, di bawah beberapa tenda tempat menokok terdapat tumpukan serbuk sagu yang masih segar.

Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN, TATANG MULYANA SINAGA
Β· 1 menit baca
Seorang anak menyusuri kawasan pepohonan sagu di dalam hutan desa di Kampung Sira, Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu (9/6/2021). Sagu masih menjadi makanan pokok bagi masyarakat setempat. Masyarakat desa itu dipercaya mengelola hutan desa.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Seorang anak menyusuri kawasan pepohonan sagu di dalam hutan desa di Kampung Sira, Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu (9/6/2021). Sagu masih menjadi makanan pokok bagi masyarakat setempat. Masyarakat desa itu dipercaya mengelola hutan desa.

Hutan desa di Kampung Manggroholo dan Sira, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, menjadi oase di tengah masifnya pembalakan hutan di Papua. Masyarakat melindungi hutan seluas 3.500 hektar itu dari rongrongan ekspansi perusahaan perkebunan yang terlihat kian bergairah mencaplok lahan adat. Bagi warga desa, hutan ibarat harta karun turun-temurun yang menyimpan kekayaan untuk menghidupi generasi demi generasi.

Tim Ekspedisi Tanah Papua Kompas berkesempatan mengunjungi hutan tersebut, Selasa (8/6/2021). Perjalanan darat dari Kota Sorong, Papua Barat, memakan waktu sekitar tujuh jam dengan menggunakan mobil gardan ganda.

Editor:
ICHWAN SUSANTO, SRI REJEKI
Bagikan