TRAGEDI KM SINAR BANGUN
Meliput dan Menahan Haru di Toba
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F06%2F20180623PRI5.jpg)
Parni menangis di depan daftar nama penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam yang masih hilang di pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6/2018). Parni kehilangan anaknya Yoga Alfiano yang menjadi penumpang kapal naas KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba Senin lalu.
Melakukan tugas peliputan tragedi tenggelammnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, tidak hanya menguras tenaga fisik. Yang paling melelahkan adalah menahan hati menyaksikan isak tangis, kesedihan, dan duka mendalam dari keluarga para korban yang menunggu dalam ketidakpastian.
Seorang wartawan seharusnya secara profesional bisa menjaga jarak dari peristiwa yang dilaporkan. Namun, hati siapa yang tidak rapuh mendengar isak tangis perempuan yang sedang hamil anak pertama yang suaminya hilang bersama kapal tenggelam. Lalu, bagaimana kita bisa menahan air mata melihat seorang ibu menggendong dua orang bayi menunggu kabar suaminya yang merupakan tulang punggung ekonomi keluarganya.