logo Kompas.id
β€Ί
Deskβ€Ί46 Gajah Sumatera Mati di Aceh...
Iklan

46 Gajah Sumatera Mati di Aceh sejak 2016

Sekitar 85 persen populasi gajah di Aceh hidup di luar wilayah konservasi. Akibatnya, konflik kian masif dan jumlah kematian makin tinggi. Pengungkapan kasus kematian gajah diakui polisi tidak mudah.

Oleh
ZULKARNAINI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/H4LctQi6GioBPPeTSFpB8BqtrQs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2FWhatsApp-Image-2021-08-04-at-18.22.54_1628076198.jpeg
KOMPAS/ZULKARNAINI

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh memperlihatkan gading gajah hasil sitaan dari kasus kejahatan terhadap satwa liar di Aceh, Rabu (30/6/2021), di Banda Aceh.

BANDA ACEH, KOMPAS β€” Provinsi Aceh menjadi salah satu habitat tersisa gajah sumatera, sekaligus kuburan massal mamalia besar tersebut. Hampir tidak ada bulan tanpa kabar kematian satwa lindung tersebut, yang beberapa di antaranya tewas mengenaskan dengan gading hilang dari tubuh yang membusuk.

Data Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera, sepanjang 2016 hingga 2021, terjadi 582 konflik manusia dengan satwa. Selama periode itu pula sebanyak 46 gajah mati. Rinciannya, 74 persen mati karena konflik, 14 persen karena perburuan, dan 12 persen mati alami. Jumlah gajah di Aceh saat ini diperkirakan 539 ekor.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan