logo Kompas.id
CerpenYu Tum
Iklan

CERPEN DIGITAL

Yu Tum

Nama lengkapnya aku tak tahu pasti. Entah Tuminem, Tumijah, atau Tumini. Yang kutahu, dia tidak bisa baca tulis, buta huruf.

Oleh
Gesit Ariyanto
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/UuRDfbicjxY-qFMGIuOOq_pRcLg=/1024x1379/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211229-Ilustrasi-Cerpen-Yu-Tum_1640795306.jpg
Kompas

Didie SW

Gempar segempar-gemparnya kampungku saat ini. Bukan karena kasak-kusuk dana desa yang dikorupsi ”tikus-tikus” desa gila harta meski tak seberapa. Bukan pula karena isu babi ngepet peliharaan warga yang sugih, padahal tak terlihat bekerja. Bukan, bukan itu. Gempar kali ini karena Yu Tum.

Nama lengkapnya aku tak tahu pasti. Entah Tuminem, Tumijah, atau Tumini, nama-nama khas desa suburku sekitar 30 kilometer arah barat dari ikon wisata tersohor, Malioboro. Yang kutahu, dia tidak bisa baca tulis, buta huruf dalam arti sesungguhnya. Padahal, katanya buta huruf sudah diberantas di negeri gemah ripah loh jinawi, tongkat kayu jadi tanaman alias sejahtera ini.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.