Kajian Budaya
Bagaimana Etnis Sunda Dilahirkan?
Penggunaan istilah ”subyek” ala Foucauldian menjadi problematis dalam membahas kelahiran etnis Sunda.
![-](https://assetd.kompas.id/CQ-zQ3DmbLOa79gQ7Oy_5L2cAt0=/1024x768/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2025%2F01%2F05%2F3f2da7ca-22eb-40b6-b5a2-1f7fed8e3bc5_jpeg.jpg)
-
Etnisitas adalah konsep yang berbahaya. Ia berbahaya karena keberadaannya diterima sebagai sesuatu yang kodrati dan lahiriah (biologis), bukan sebagai produk konstruksi sosial karangan manusia. Namun, etnisitas dalam pemahaman demikian kerap dipakai untuk memahami berbagai fenomena sosial. Hal ini diperburuk ketika ”lensa etnis” sering terburu-buru dikenakan untuk menafsirkan suatu keadaan, terutama pada situasi di mana kategori etnis terlibat meski sebenarnya variabel kelas, jender, atau kekerabatan, misalnya, yang bermain lebih dominan.
Sayangnya, pandangan esensialis tentang etnisitas tidak terkoreksi ketika beberapa tahun lalu Eijkman Institute merilis studi genetika yang menunjukkan bahwa tidak ada orang Indonesia ”asli” karena leluhur mereka adalah campuran berbagai genetika dari luar wilayah Indonesia. Alih-alih mendekonstruksi etnisitas (dan/atau ras) sebagai produk pengetahuan sains yang baru mencapai makna modernnya pada abad ke-19, pemahaman masyarakat luas atas studi ini tampaknya malah meneguhkan pengertian etnisitas yang biologis: uji DNA menempatkan tubuh sebagai produsen etnisitas.