Catatan Perjalanan Agustinus Wibowo, dari Refleksi Diri ke Ilusi Identitas
Sampailah pada kesimpupan bahwa tanah itu ternyata tidak lebih dari bayang-bayang imajinasi. Identitas hanyalah ilusi.
Kepada orang Indonesia yang mengaku diri keturunan Yaman, โhabibโ dan termasuk para โmuhibbinโ (pengagum atau pencinta habib), dengan segala atributnya, saat menonton laga timnas U20 Indonesia versus Yaman beberapa hari lalu, dukung siapa? Dukung Indonesia karena tinggal di sini, atau dukung Yaman karena lebih cinta tanah leluhur? Cinta Indonesia atau Yaman?
Pertanyaan-pertanyaan itu juga dialami oleh penulis buku ini, Agustinus Wibowo, meski dalam konteks berbeda. Dikisahkan, tahun 1989, saat Agustinus Wibowo masih usia 8 tahun, sebagai keturunan Tionghoa, dihadapkan pada pilihan sulit, dukung atlet China, Yang Yang, atau atlet Indonesia, Ardy Wiranata, dalam laga final bulu tangkis dunia di Istora Senayan, Jakarta? Lebih cinta Indonesia atau China?