logo Kompas.id
Buku”Klitih” yang Membuat...
Iklan

”Klitih” yang Membuat Yogyakarta Berhenti Nyaman

Aksi ”klitih” di Yogyakarta tak bisa lepas dari sejarah kekerasan dan premanisme yang telah mengakar di tanah Mataram.

Oleh
MARTINUS DANANG PRATAMA WICAKSANA
· 1 menit baca
Halaman muka buku berjudul <i>Jogja Bab Getih dan Klitih: Sebab Kami Belajar Kekerasan sejak Dini</i>
UNDEFINED

Halaman muka buku berjudul Jogja Bab Getih dan Klitih: Sebab Kami Belajar Kekerasan sejak Dini

Yogyakarta pada pagi hingga sore hari menjadi kota wisata yang dipenuhi para turis. Mereka dengan nyaman mencari kuliner dan berkunjung ke tempat-tempat wisata. Namun, tidak pada malam hingga dini hari. Pada saat itu banyak orang ketakutan keluar rumah karena ada ”momok” yang tak pernah bisa hilang dari kota pelajar tersebut.

Momok tersebut bernama klitih. Aksi tersebut dilakukan dengan cara melukai para pengendara sepeda motor, baik secara random maupun target tertentu. Biasanya aksi ini dilakukan oleh seorang remaja yang masih bersekolah atau pengangguran. Klitih dilakukan di jalanan yang sepi dengan penerangan lampu jalan yang minim. Motif mereka pun tidak diketahui. Biasanya karena iseng atau dendam.

Editor:
SUSANTI AGUSTINA SIMANJUNTAK
Bagikan