Catatan Bahasa, dari Salah ke Salah
Terbitnya buku ”Salah Kaprah Berbahasa” bagai oase di tengah keringnya diskursus seputar perkembangan bahasa Indonesia.
Bagi jurnalis atau penulis, keterampilan berbahasa ibarat keterampilan memainkan pedang bagi pendekar silat. Dengan kepiawaian berbahasa, jurnalis atau penulis tidak hanya mampu berkomunikasi dengan pembaca, tetapi membentuk opini publik. Kebenaran faktual yang diangkat jurnalis melalui media di mana ia bekerja kerap kali menakutkan pihak-pihak tertentu yang tidak jujur dan senang memanipulasi fakta. Sebaliknya, melalui kemampuan berbahasa, jurnalis juga bisa menyembunyikan kebenaran demi suatu kepentingan.
Itu sebabnya, jurnalis profesional tidak cukup jika hanya bermodalkan kejelian membaca fenomena, mengidentifikasi peristiwa penting atau menarik untuk diketahui publik sesuai dengan standar kaidah jurnalistik. Juga tidak cukup sekadar terampil menggali dan mengumpulkan fakta serta data sekalipun lengkap dan akurat. Semua tidak akan berarti jika sang jurnalis tidak mampu mengomunikasikan dengan baik kepada khalayak.