Politik Identitas di Masa Gerakan Rakyat Era Kolonial
Pada era kolonial, politik identitas berwajah emansipatoris menjadi ideologi politik perjuangan mencapai kemerdekaan.
Pada tahun 1870, Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel secara resmi digantikan dengan masa ekonomi liberal dimana Hindia Belanda menjadi tebuka atas modal swasta. Masa ini juga membuat kapitalisme berkuasa. Kebutuhan akan tenaga-tenaga operasional pada pabrik-pabrik dan lapangan kerja lain yang semakin menjamur di Hindia Belanda membuat pembangunan lembaga-lembaga pendidikan guna mencetak tenaga dengan upah murah tak terelakkan.
Wilson, melalui buku terbarunya yang berjudul Gerakan Rakyat, Politik Identitas, dan Hukum Kolonial (Komunitas Bambu: 2023), mengajak pembaca menilik bagaimana sejatinya pendidikan bagi kaum pribumi ini semata-mata untuk menjalankan roda kapitalisme di Hindia Belanda. Menurut Wilson, terdapat beberapa karakteristik khas pendidikan era kolonial Belanda yaitu mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan industri dan bisnis kaum modal, lalu sistem pendidikan dijalankan secara rasial dan elitis (politik diskriminasi) serta harus didepolitisasi (dibuat seolah-olah sebagai niat baik penjajah).