Pergulatan Santri Indonesia di China
Buku ini berkontribusi besar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai Islam di China yang selama ini muncul dan diharapkan dapat lebih mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan China.
Tahun ini, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama atau PCINU Tiongkok meluncurkan sebuah buku bertajuk Santri Indonesia di Tiongkok. Penerbitan buku ini sekaligus menandai peringatan satu abad Nahdlatul Ulama. Buku ini—sebagaimana dikatakan Djauhari Oratmangun (Duta Besar RI untuk China Merangkap Mongolia)—berkontribusi besar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai Islam di China yang selama ini muncul dan diharapkan dapat lebih mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok.
Secara historis, relasi masyarakat Indonesia dan China dapat dilacak hingga zaman kejayaan Nusantara. Dalam beberapa catatan sejarah, kaum pedagang Muslim China jauh lebih dulu hadir sebelum masyarakat lokal memeluk agama Islam, yaitu sekitar abad ke-14 atau sekitar abad ke-15. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan catatan-catatan atau berita dari bangsa Portugis, ditambah dengan catatan tentang Laksamana Cheng Ho sewaktu melakukan perjalanan ke Nusantara, tepatnya di Pulau Jawa.