logo Kompas.id
β€Ί
Bebas Aksesβ€ΊTumbuhkan Daya Pikat Kendaraan...
Iklan

Tumbuhkan Daya Pikat Kendaraan Listrik

Saat ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk memulai beralih dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik. Kendati menarik, harga yang mahal masih "mencekik". Diperlukan upaya besar untuk memikat warga agar mau beralih.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA, MELATI MEWANGI, DEFRI WERDIONO
Β· 1 menit baca
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (7/9/2022). Penempatan SPKLU di kawasan wisata juga menjadi salah satu fasilitas ketika menuju konvergensi energi bahan bakar kendaraan. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO 30-9-2022
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (7/9/2022). Penempatan SPKLU di kawasan wisata juga menjadi salah satu fasilitas ketika menuju konvergensi energi bahan bakar kendaraan. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO 30-9-2022

JAKARTA, KOMPAS - Gaung peralihan dari kendaraan dengan mesin pembakaran dalam atau berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik terus menguat, termasuk di Indonesia. Rencana itu tak terlepas dari peta jalan transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Akselerasi dibutuhkan jika melihat dinamika harga minyak mentah dunia yang bergejolak pada 2022.

Akan tetapi, daya pikat agar mau beralih ke kendaraan listrik mesti terus ditumbuhkan. Sebab, kendati dipastikan lebih hemat dari sisi operasional, harga pembelian kendaraan di awal masih relatif mahal. Berbagai insentif perlu diperbanyak sehingga diharapkan pasar tumbuh, sambil menunggu pengembangan industri dalam negeri yang inisiasinya sudah dimulai pada baterai.

Editor:
ANGGER PUTRANTO
Bagikan