logo Kompas.id
β€Ί
Bebas Aksesβ€ΊMafia Air Eksploitasi Warga...
Iklan

Mafia Air Eksploitasi Warga Miskin

Mafia air mengeksploitasi warga-warga perkampungan kumuh di Jakarta. Mereka menawarkan jasa sambungan pipa air ilegal ke area itu. Warga terpaksa membeli air bersih di sana dengan tarif yang lebih mahal.

Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG / Insal Alfajri / Irene Sarwindaningrum / Andy Riza Hidayat
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P3alpU8MmHBTrUpghAl46Y4ra9c=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F824819d6-dffd-4921-90a4-67b573f64645_jpg.jpg
KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

WY (57), Warga Kapuk Muara, Jakarta Utara menuliskan nama-nama pelaku yang meminta bayaran puluhan juta rupiah untuk pemasangan air perpipaan secara ilegal. Belakangan ia merasa ditipu karena seluruh saluran itu dicabut meskipun ia sudah membayar mahal.

JAKARTA, KOMPAS – Persekongkolan mafia pencuri dengan warga merusak jaringan pipa Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya terjadi di lahan-lahan sengketa. Masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan itu terpaksa membeli air dari sambungan ilegal karena tidak memiliki akses layanan air perpipaan. Beban hidup semakin berat, sementara jaringan distribusi pipa PAM terganggu.

Persoalan ini berkali-kali memicu konflik antar warga, terutama antara pelanggan resmi PAM dan warga di lahan bersengketa. Kompas menemukan ada 121 sambungan pipa air ilegal di Penjaringan dan Cilincing, Jakarta Utara. Dua wilayah ini termasuk dalam area dengan tingkat pencurian air perpipaan tertinggi di Jakarta. Di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sindikat pencuri bekerjasama dengan pedagang air setempat, menampung pasokan air ilegal ke dalam sembilan bak berkapasitas 10.000 liter dilengkapi lima pompa air. Di tempat ini pula ditemukan 57 sambungan ilegal, sebagian di antaranya tanpa meteran.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan