logo Kompas.id
β€Ί
Bebas Aksesβ€ΊNasib Perempuan di Pengungsian
Iklan

Nasib Perempuan di Pengungsian

Perempuan dan anak biasanya dominan di lokasi pengungsian. Namun, kebutuhan pribadi mereka justru sering kali terlupakan.

Oleh
Budi Suwarna/Regina Rukmorini
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/puOJBHfNqh72Yp59f3W6DEkhg6A=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210105egiB-ungsi_1609848574.jpg
KOMPAS/REGINA RUKMORINI

Perempuan pengungsi dan dua anaknya yang balita menempati barak pengungsian di Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (5/1/2021).

Dalam derajat tertentu, kondisi itu dialami para perempuan yang tinggal di lereng Merapi setiap kali harus mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi. Ketika mengungsi pada 2010, perempuan dan anak-anak terpaksa tidur berdesak-desakan di lokasi pengungsian. Mereka harus menenangkan anak-anak yang rewel saat kondisi psikologis mereka juga terguncang akibat erupsi Merapi.

Belajar dari pengalaman itu, kondisi pengungsian, yang disiapkan selama peningkatan aktivitas Merapi sejak November 2020, tampak lebih baik. Mereka ditempatkan di bilik-bilik pengungsian yang lebih nyaman.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan