logo Kompas.id
β€Ί
Bebas Aksesβ€ΊKepergian Jakob Oetama, Sang...
Iklan

Kepergian Jakob Oetama, Sang Begawan

Jakob Oetama bukan sekadar guru di depan kelas, melainkan seorang guru dan begawan bangsa. Jejak-jejaknya akan abadi, seabadi dengan keharuman namanya. Selamat beristirahat, Pak Jakob Oetama.

Oleh
M Jusuf Kalla
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Dv7VMtkCucFOIXor1A6gRM68SeA=/1024x690/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_11059572_73_0.jpeg
KOMPAS/ RADITYA HELABUMI

Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama berbincang dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla saat mengikuti Wisuda II Universitas Multimedia Nusantara di kampus UMN kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (24/11/2012).

Kepergian seorang hamba adalah yurisdiksi mutlak Sang Ilahi: pasti kendati penuh misteri; kapan, di mana, dan bagaimana kepergian itu terjadi. Lantas, mengapa kita harus bersedih ditinggalkan oleh orang tertentu? Bukankah kepergian itu adalah sebuah keniscayaan yang tak perlu lagi kita ragukan?

Kita bersedih karena torehan jejak abadi yang ditinggalkan oleh orang yang pergi itu. Penuh kenangan, membekas dalam batin, membatu dalam pikiran. Jakob Oetama, salah seorang putra terbaik bangsa, pergi dengan jejak-jejak panjang yang bersemai dalam kalbu kita semua. Ada pelajaran, banyak keteladanan, memberikan inspirasi, dan membangun mimpi buat bangsa ini. Lalu, kita pun bersedih atas kepergian pembuat jejak-jejak tersebut.

Editor:
kompascetak
Bagikan