Melampaui Kuasa Pencitraan Politik
Kita dapat mengambil pelajaran berharga dari pilpres Filipina 2022 ataupun pilpres AS 2016. Para kandidat yang terpilih, Bongbong Marcos Jr dan Donald Trump, menggunakan media sosial untuk memanipulasi kesadaran publik.
Di era digital saat ini, citra-visual memiliki pengaruh dominan membentuk penilaian kita terhadap berbagai peristiwa politik. Begitu pula sebaliknya, penilaian kita terhadap peristiwa politik memengaruhi dinamika politik yang bekerja.
Apalagi dengan semakin maraknya peran media sosial, kontestasi pencitraan melalui medium visual menjadi arena yang semakin signifikan membentuk kesadaran publik dalam menentukan pilihan politik. Persoalannya, realitas digital-virtual bukanlah arena yang kedap kontestasi kekuasaan, kuasa dominan berpijak kepada kemakmuran berlimpah memiliki potensi terbesar untuk membentuk citra yang memengaruhi persepsi publik dibandingkan kuasa nalar publik.