”People Power” Filipina, Reformasi Indonesia, dan Kegelisahan Romo Herry
Buku ini warisan akademis dan praksis Romo Herry bagi Indonesia dan kemanusiaan. Buku ini satu dari empat buku pemikiran Romo Herry yang dikompilasi dari 82 artikel yang terbit di Kompas, sejumlah paper, dan bahan ajar.
Membaca buku kumpulan artikel Romo B Herry Priyono ini, membawa ingatan saya melewati lorong waktu lebih dari 30 tahun yang lalu, tepatnya antara Juli dan September 1989 di perpustakaan P3PK Universitas Gadjah Mada ketika Romo Herry (panggilan akrab dari Romo B Herry Priyono) ini diminta secara khusus oleh sekelompok aktivis mahasiswa menjadi pembicara dalam diskusi terbatas mengenai people power di Filipina dan perbandingannya dengan situasi di Indonesia.
Uraian lelaki muda berkacamata itu tentang proses terjadinya people power di Filipina sangat runtut dan lengkap, seperti memberi segelas air putih yang segar kepada segenap pendengar diskusi yang kehausan, mengenai peristiwa penjungkalan penguasa politik negeri tetangga itu. Seperti diketahui, meski peristiwa penjungkalan diktator Ferdinand Marcos juga diberitakan oleh pers Indonesia, ada banyak informasi penting yang tak bisa disampaikan oleh pers di Indonesia yang saat itu harus tunduk pada aturan pers Pancasila yang ”bebas dan bertanggung jawab”.