Sartono Kartodirdjo, Sang Asketis Intelektual
Sartono adalah sejarawan pertama Indonesia yang meraih gelar doktor ilmu sejarah dari luar negeri. Dia perintis yang mengubah perspektif sejarah dari sejarah penguasa menjadi sejarah orang kecil dan Indonesiasentris.
Tahun 1985. Sebelum seminar besar 20 tahun harian Kompas, ada diskusi terbatas di Wisma Kompas Gramedia, Pacet. Diskusi hanya diikuti delapan pembicara, satu moderator, dan tiga wartawan Kompas. Sebagai pembicara Soedjatmoko, Selo Soemardjan, Emil Salim, YB Mangunwijaya, Sediono MP Tjondronegoro, Moh Sadli, Sartono Kartodirdjo, dan Jakob Oetama, dengan moderator P Swantoro. Seminar itu untuk menemukan tema sekaligus mengkristalkan topik seminar besar, sebulan kemudian di Jakarta.
Untuk pertama kali, saya mendengar ungkapan askese intelektual. Awalnya Sartono menyampaikan kisah keteladanan para Bapak Bangsa Indonesia sebagai sosok-sosok yang asketis secara intelektual. Pernyataan ini disambar Rama Mangun yang memasukkan nama Sartono Kartodirdjo.