Menyakralkan sebuah tempat ini merupakan upaya leluhur untuk merawat keberlangsungan sumber air dan lingkungannya.

Minimnya akses air bersih dari sumur dan tidak ada jaringan PDAM membuat warga tergantung pada pasokan air dari luar.

Bambu sebagai tanaman yang sangat tepat menjaga keberlangsungan tujuh bendungan di NTT dan lingkungan secara umum. Sumber-sumber mata air bakal terjadi dengan bambu.

Warga mengandalkan beberapa sumber mata air dengan menyambungkan jaringan pipa ke rumah ketika puncak kemarau tiba.

Mengeringnya sumber air, matinya jaringan irigasi, dan menyusutnya air waduk menandai tibanya puncak musim kemarau.

Memasuki musim kemarau, sebagian besar warga mengandalkan sejumlah sumber air dari mata air, waduk, dan sungai untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Dalam beberapa tahun ini, revitalisasi Waduk Cengklik, Boyolali, dilakukan dengan penataan area, pembangunan tanggul dan fasilitas wisata. Waduk tersebut telah menjadi bagian dari aktivitas warga sekitar.

Perahu sebagai salah satu transportasi dan alat kerja warga yang menggantungkan hidupnya di danau alami Rawapening.