Kabasarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito menerima kotak hitam FDR dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Kotak hitam selanjutnya diserahkan kepada KNKT untuk proses investigasi lebih lanjut.

FDR ( ”flight data recorder”) Sriwijaya SJ-182 telah ditemukan, tetapi CVR (”cockpit video recorder”) yang berisi percakapan di kokpit belum ditemukan. Pencarian CVR dan evakuasi korban akan dilanjutkan besok.

Tim DVI Polda Jatim, mengambil sampel darah orang tua Rahmania Ekananda, di Kediri untuk kepentingan identifikasi. Rahmania Ekananda dan kedua putrinya merupakan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182.

Kotak hitam Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan empat hari setelah pesawat Sriwijaya SJ-182 jatuh. Kotak hitam ini diharapkan menjadi titik terang untuk mengungkap penyebab jatuhnya Sriwijaya SJ-182.

Tim penyelam mengumpulkan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dan barang-barang yang diduga milik korban di dasar laut.

KNKT terus melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Salah satunya dengan memeriksa rekaman percakapan antara kokpit dan pengatur lalu lintas udara sebelum pesawat jatuh.

Dengan mencocokkan data dan sidik jari pada database KTP-el, satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 dapat diidentifikasi.

160 penyelam dari empat instansi dikerahkan untuk membantu pencarian serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Ombak yang cukup besar menjadi tantangan yang harus diwaspadai setiap penyelam.