PM Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan ke Jalur Gaza saat perundingan gencatan senjata belum ada kemajuan. 

Melenceng sedikit saja, bom Israel bisa mengenai Direktur Jenderal WHO dan para pejabat PBB.  Israel telah diberi tahu keberadaan pejabat itu di Yaman.

Pesawat tempur Israel hampir dipastikan melewati jalur udara Suriah,  lalu masuk wilayah udara Irak untuk kemudian menyerang sasaran di Iran.

Konflik di perbatasan Israel utara dan Lebanon selatan meningkat. Hezbollah kembali kehilangan satu komandannya.

Hanya Kongres yang berhak menyatakan perang. Setiap serangan ke luar negeri harus atas persetujuan Kongres AS.

Mesin politik partai politik terus bergerak. Tidak hanya intensif di "serangan darat" dengan optimalisasi peran kader dan caleg, tetapi juga melalui "serangan udara".

Israel sejak lama mengawasi potensi Iran mengembangkan senjata hipersonik. Mossad menduga Rusia memberi teknologi persenjataan hipersonik ke Iran.

Meski ditopang militer Rusia dan Iran, Suriah kerap jadi sasaran serangan udara Israel. Ini terjadi akibat kondisi sistem pertahanan, kompleksitas situasi lapangan, serta ”permainan mata” antara Israel dan Rusia.